TV Streaming

Gerak Cepat Bobby Nasution, UHC Prioritas Dicapai dalam Waktu Singkat

30 September 2025, Selasa, September 30, 2025 WIB Last Updated 2025-09-30T03:05:33Z

Pasien menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat mendaftar rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan, Selasa (23/09/2025). Seluruh masyarakat kini dapat berobat gratis, cukup dengan KTP, melalui Program Berobat Gratis (Probis) Sumut Berkah. Diskominfo Sumut / Fahmi Aulia



Medan, Sumateraherald.com

Sumatera Utara (Sumut) resmi meraih predikat Universal Health Coverage (UHC) Prioritas per 1 September 2025. Dengan capaian ini, seluruh masyarakat kini bisa berobat gratis cukup dengan menunjukkan KTP melalui Program Berobat Gratis (Probis) Sumut Berkah.

Keberhasilan tersebut dicapai hanya dalam waktu delapan bulan, jauh lebih cepat dari target dua tahun. Lompatan ini lahir dari kepemimpinan muda Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution yang mengedepankan gerak cepat dan kolaborasi lintas pihak.

“Alhamdulillah, percepatan Probis yang seharusnya dua tahun bisa tercapai dalam delapan bulan. Ini menunjukkan komitmen Pak Gubernur dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy, Selasa (23/9).

Dukungan penuh juga datang dari fasilitas kesehatan. Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan, Sri Suriani Purnamawati menegaskan, pihaknya siap melayani pasien UHC dengan lebih cepat dan sederhana. “Pasien cukup membawa KTP, data langsung terverifikasi tanpa berkas tambahan. Kami juga menyiapkan loket khusus Probis agar pelayanan lebih cepat,” katanya.

Tenaga medis pun menyambut baik program ini. Dina Marlia, perawat RSU Haji Medan, menyampaikan rasa bangganya. “Melalui UHC semakin banyak masyarakat yang bisa berobat tanpa terbebani biaya. Melihat pasien datang dengan tenang, tidak lagi khawatir soal biaya, membuat kami lebih termotivasi memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya.

Manfaat UHC juga dirasakan langsung masyarakat. Mulyana (45), seorang pasien RSU Haji Medan, mengaku puas dengan pelayanan yang diterimanya. “Saya sebelumnya tidak memiliki jaminan kesehatan. Saat sakit tipes dan asam lambung, saya masuk ke UGD dan langsung ditawari program UHC cukup menunjukkan KTP dan KK. Prosesnya cepat, saya langsung mendapat rawat inap,” ujar Mulyana, yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga toko.

Hal serupa dirasakan Rizki Ramadhan (25), yang membawa ibunya, Nuraini Hasibuan (60), untuk rawat inap. “Awalnya ibu sesak napas, batuk, dan ada diabetesnya. Kami tidak punya BPJS, tapi rumah sakit langsung menawarkan program UHC. Cukup dengan KTP dan KK, ibu langsung ditangani dengan cepat. Pelayanannya memuaskan,” katanya.

Pengamat kesehatan Destanul Aulia menilai, capaian UHC Sumut bukan hanya soal teknis, melainkan bukti kepemimpinan visioner. “Pencapaian ini diraih bukan dengan menambah beban fiskal, tetapi melalui strategi cerdas, efisiensi anggaran, dan kolaborasi. Gubernur Bobby Nasution menunjukkan bahwa keterbatasan justru bisa menjadi katalis percepatan program,” ujarnya.

Ia menambahkan, kebijakan berobat cukup dengan KTP menghapus hambatan birokrasi dan meningkatkan pengalaman pasien. “Ini wujud nyata kepemimpinan muda yang pro-rakyat, menghadirkan layanan kesehatan yang adil, mudah, dan bermutu bagi seluruh masyarakat,” tegasnya.

Dengan UHC, masyarakat Sumut kini tidak perlu lagi khawatir soal biaya berobat. Cukup menunjukkan KTP, layanan kesehatan dapat diakses dengan mudah, cepat, dan merata. (H12/DISKOMINFO SUMUT)
Komentar

Tampilkan

Terkini