TV Streaming

Belajar dari Tragedi 2003, Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok

30 September 2025, Selasa, September 30, 2025 WIB Last Updated 2025-09-30T09:19:03Z

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Afif Nasution mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan Banjir Bandang Akibat Bencana Hidrometeorologi Basah melalui zoom meeting bersama Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati di Kantor Camat Bahorok, Kabupaten Langkat, Jumat (26/9/2025). (Foto : Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Sumut / Munawar Harahap)



Langkat, Sumateraherald.com

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menekankan pentingnya kesiapsiagaan tinggi untuk mengantisipasi potensi bencana banjir bandang di destinasi wisata Bukit Lawang, Bahorok, Kabupaten Langkat. Mitigasi dan antisipasi sejak dini perlu dilakukan agar bencana banjir bandang pada 2003 tidak terulang, terutama saat curah hujan tinggi.

Bobby mendorong seluruh unsur terkait, termasuk Forkopimda, BMKG, OPD, BPBD, dan akademisi, untuk memberikan pemahaman mitigasi awal guna mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai potensi bencana. Hal ini ditujukan agar masyarakat dan pelaku usaha di pinggiran Sungai Bahorok dapat terhindar dari bencana.





“Kesiapan kita adalah mengantisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana bagi warga dan pelaku usaha di sekitar wisata Bahorok. Mereka harus dapat mengetahui bila bencana akan terjadi,” ujar Bobby Nasution dalam rapat koordinasi kesiapsiagaan banjir bandang akibat bencana hidrometeorologi basah secara virtual, bersama Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati, di Kantor Camat Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Jumat (26/9/2025).

Bobby juga meminta masukan dari BMKG RI mengenai langkah mitigasi dan antisipasi yang dapat dilakukan agar banjir bandang tidak terulang kembali.

Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa banjir bandang tahun 2003 dipicu longsoran di perbukitan Bukit Barisan sepanjang Sungai Bahorok, akibat gempa bumi kecil yang tidak dirasakan manusia, sehingga memicu pergeseran kontur tanah. Material longsor berupa kayu yang tercabut hingga akarnya menumpuk, membendung hulu sungai, dan saat puncak hujan, bendungan alami ini jebol sehingga air, tanah, dan kayu menerjang permukiman di pinggiran sungai.

“Perlunya kewaspadaan sebelum Desember, mengingat potensi gempa bumi kecil yang dapat memicu pergeseran dan longsoran tanah. Pemerintah harus memonitor sungai dan bukit di sekitarnya untuk mendeteksi perubahan struktur tanah, seperti retakan atau adanya tumpukan yang membendung hulu sungai,” ujar Dwikorita.

Sebagai upaya mitigasi, BMKG mengusulkan agar material yang menumpuk dan menutup sungai dihilangkan secara bertahap, bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten. BMKG juga akan berkoordinasi dengan BPBD untuk memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada masyarakat, mengingat potensi curah hujan yang sangat tinggi.






Sementara itu, Bupati Langkat Syah Afandin menyambut baik perhatian Gubernur Bobby Nasution terhadap Bahorok. Ia menilai keseriusan Gubernur dalam pembangunan, termasuk perbaikan jalan dan antisipasi bencana, sebagai “angin segar” bagi masyarakat Langkat.

“Kami atas nama masyarakat Langkat sangat bahagia atas perhatian Pak Gubernur yang terus membangun Kabupaten Langkat. Kami berharap pembangunan di sini terus dilanjutkan, karena Bahorok adalah destinasi wisata penting bagi Sumut,” kata Syah Afandin. (H14/DISKOMINFO SUMUT)

Komentar

Tampilkan

Terkini