Medan, Sumateraherald.com
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution semakin serius menangani persoalan hama lalat buah yang menyerang tanaman jeruk. Dalam waktu dekat, Pemprov Sumut akan fokus pada tiga hal utama, yakni pendataan, pengendalian hama, serta penyelesaian masalah pendanaan petani.
Bobby meminta pemerintah kabupaten penghasil jeruk, seperti Karo, Simalungun, Dairi, Pakpak, dan Tapanuli Utara, segera menyiapkan data akurat mengenai luas lahan dan jumlah petani. Data tersebut akan menjadi dasar Pemprov Sumut dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran.
Selain itu, penanganan lalat buah akan diimplementasikan menggunakan teknologi dan konsep yang ditawarkan PT Agrari. Sementara untuk persoalan pendanaan, Bobby menegaskan bahwa pemerintah bersama mitra akan mencari solusi agar petani tidak semakin terjerat masalah finansial.
“Itu tiga hal yang perlu kita kerjakan. Masing-masing sudah ada porsinya—mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, provinsi, maupun mitra. Action-nya harus tepat, terutama terkait data, karena dari situlah kita bergerak,” ujar Bobby usai Rakor Produksi dan Hilirisasi Komoditas Jeruk di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (25/8/2025).
Bobby menambahkan, dalam waktu satu bulan ke depan, Pemprov Sumut akan melakukan intervensi langsung di lapangan. Ia berharap metode yang telah disiapkan dapat berjalan efektif.
“Semua kegiatan ini harus benar-benar dikerjakan di lapangan. Programnya jelas, legalitasnya jelas, dan kita akan intervensi satu bulan ke depan,” tegas Bobby.
Sementara itu, CEO PT Agri Robertus Theodore menyoroti masalah pendanaan yang dialami banyak petani jeruk. Menurutnya, tidak sedikit petani yang terlilit utang, sehingga kesulitan mengajukan kredit baru ke bank. Kondisi ini membuat sebagian kebun terbengkalai bahkan beralih ke komoditas lain.
“Tidak sedikit petani jeruk yang benar-benar kesulitan. Mereka terlilit utang, pembayaran mandek, hasil panen merugi. Bersama Pak Gubernur, kita ingin mencari solusi atas masalah ini,” kata Robertus.
Robertus mengapresiasi perhatian besar Bobby Nasution terhadap jeruk asli Sumut. Ia berharap skema yang sudah diterapkan di kawasan Liang Melas Datas (LMD), Karo dapat diperluas ke daerah lain.
“Skema ini berhasil di LMD, dan kita ingin terapkan di lokasi lain. Penanganan lalat buah harus dilakukan secara kawasan dan bersama-sama. Kalau tidak serius, jeruk Karo bisa punah, seperti jeruk dari daerah lain,” ujarnya.
Bupati Karo Antonius Ginting mengungkapkan, luas lahan jeruk aktif di wilayahnya kini tinggal 4.841 hektare, jauh menurun dari sebelumnya yang pernah mencapai 20.000 hektare.
“Ini data riil kebun jeruk yang masih aktif. Selanjutnya, kita akan kategorikan mana yang layak diterapkan metode ini. Ada indikator yang harus dipenuhi agar penanganan lalat buah efektif,” ujar Antonius.
Pertemuan ini juga dihadiri Bupati Dairi Vickner Sinaga, Wakil Bupati Pakpak Mutsyuhito Solin, serta perwakilan daerah lainnya. Hadir pula Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Rajali, beserta jajaran OPD terkait. (H15/DISKOMINFO SUMUT)